Hidupku Berubah

December 18, 2017


Setelah ada kamu—nunjuk dua pria bersamaan—hidupku berubah. Aku ingat sekali waktu masih sendiri, ketika akhir hari ingin leyeh leyeh menulis kisah random, aku tinggal membuka laptop dan mulai bercerita panjang lebar atau saat ingin sekali mencoba menu baru aku tinggal pergi ke minimarket terdekat dan nongkrong di dapur seharian. Itu dulu, waktu masih sendiri. Setelah menikah kemudian punya anak, semua berubah. Boro boro menulis kisah random, untuk mandi saja kalau bisa kilat, makan tak perlu dikunyah, dan harus rela kalau teh panas yang baru sekali teguk langsung dingin karena anak keburu ngantuk. Selamat tinggal sarapan aman tenteram, sudah bisa sarapan sebelum anak bangun saja sudah bagus kalau keduluan ya kunyah roti celup teh saja. Aha ha ha ha.


Dulu suami adalah Raja, sekarang sih anak dulu ya yah. Untungnya punya suami yang mau ikut campur tugas rumah, kayak ganti seprei, nyapu ngepel, cuci botol ngasuh anak kalau aku harus buang hajat dan memasak. Repot ya? Ah tidak juga, ini menyenangkan jika dikerjakan bersama sama. Ketika semua lelah diganti pelukan hangat dan gelak tawa pria sulung kami. Farandkasya.



Dear Farand,
Seiring bertambahnya kamu dewasa, seiring bertambahnya kami tua. Jangan khawatir, rasa cinta dan sayang kami tetap sama malah mungkin bertambah banyak.
Kami selalu mendoakan yang terbaik untuk kamu, kami selalu mengusahakan yang terbaik untuk kamu. Jangan marah jika waktu kami terbatas, jangan marah jika ibu belum bisa menemanimu setiap waktu. Ibu selalu rindu. Selalu.
Dear Ayah,
Terima kasih untuk dukungan penuhmu kepada kami, terima kasih karena tak pernah mengeluh jika harus mengganti popok malam hari. Terima kasih ayah. Kami sangat sayang, sayang sekali.
Tolong jangan lelah untuk terus mendampingi kami, tolong tetap bersama karena saling mencintai, aku dan Kai.
Agustus, 02 2017

You Might Also Like

0 komentar