Long Distance Marriage Drama: Pulang Sebentar

December 31, 2020

Wow judulnya, apakah akan jadi series baru? Hahaha. Aku gak tahu. Menutup 2020 yang penuh kata makian saya mau cerita soal kehidupan baru.

Appa udah setahun pindah kerja, sebelumnya beliau kerja di perusahaan manufaktur, free lunch di kantin, sabtu minggu libur dan kantornya deket rumah karena jarak cuma 20 menit. Tapi semua yang keliatan enak gak pernah bener bener enak, seiring berjalan waktu ada aja hal hal yang bikin pengen cari pengalaman baru.

Akhirnya dengan melepas semua kenyamanan dan ketidaknyamanan itu, appa diterima jadi senior consultant di salah satu kantor swasta di Jakarta. Bulan pertama kerja harus LDM Bandung-Bekasi selama 3 bulan untuk training, untung deket ya jadi tiap minggu bisa pulang pergi. Tapi baru 2 bulan berjalan appa dikasih project di Jakarta, jadilah balik ke Bekasi dan pulang pergi Jakarta-Bekasi kayak rute saya sehari hari.

Ketika tiba tiba corona menyerang dan harus menikmati work from home, di ujung tahun appa kebagian project luar lagi. Setelah berangkat ke Solo akhir November kemarin dengan kondisi susah kemana mana dan akses terbatas, benefit terbang pulang ke rumah yang harusnya dikasih tiap 2 minggu jadi bablas. Kebayang 3 bulan gak bisa peluk cium sama sekali. Udahlah saya pasrah dengan virtual hug.

Tiga minggu berlalu ditemani video call sebelum tidur, appa memutuskan pulang sebentar waktu libur natal, karena pake biaya sendiri mulai dari rapid dan tiket kereta pulang pergi dipilih rapid tes antibodi yang paling murah, ini aja harga di salah satu lab Solo udah 199rb ckck.

Rencana rapid tanggal 19 untuk perjalanan tanggal 23, biasanya surat keterangan rapid berlaku 14 hari. Tiba tiba tanggal 17 keluar regulasi bahwa syarat perjalanan jarak jauh harus dengan rapid antigen. Saya langsung telepon salah satu lab dan dapet info kalau rapid antigen baru bisa booking tanggal 21 dengan jadwal yang mereka tentukan dan harga 350rb. Jeng jeng!

Tanggal 19, appa tetep ke lab untuk rapid antibodi dengan mengandalkan info KAI yang belum berubah, beliau juga bilang kalau banyak banget orang yang mau tes. Yah musim libur pasti banyak yang mau kabur.

Biasanya hasil tes keluar 2 jam, hari itu sampai 4 jam. Tengah hari bolong saya dikabarin kalau hasilnya reaktif. Kayak disambar petir.

Solusinya 2, gak jadi pulang atau rogoh kocek lebih dalam.

Appa memutuskan ngabarin kantor dulu, ternyata dikasih instruksi untuk lanjut swab pcr dengan biaya kantor. Fiuh. Buru buru cek halodoc dan booking untuk tanggal 21 karena di hari minggu gak ada lab yang buka. Itupun hasilnya baru keluar di tanggal 23 jam 3 sore.

Tanggal 21, PT KAI mengubah regulasi mewajibkan penumpang kereta jarak jauh untuk rapid antigen pada H-3 keberangkatan. Artinya surat keterangan non reaktif rapid antibodi tidak bisa lagi digunakan, pilihannya cuma antigen atau swab pcr.

Waduh, kalau waktu tanggal 19 hasilnya non reaktif mungkin di tanggal 21 lebih pusing cari lab untuk tes antigen. Soalnya di lab appa daftar swab, slot tes antigen udah penuh sampai tanggal 24 begitupun untuk yang swab. Terlambat sedikit aja untuk booking bisa gak kebagian tes paling cepat.

Walau begitu kami masih harap harap cemas dengan hasil swab appa. Meski sudah ketat mengikuti prokes selama di Solo, nothing is impossible right? Kami cuma bisa berdoa agar hasilnya sesuai dengan yang diinginkan.

Tanggal 23, appa sekalian packing dan berangkat ke lab untuk ambil hasil. Rencananya kalau negatif sekalian beli tiket dan berangkat ke stasiun. Alhamdulillah doa kami dikabulkan dengan tepat. Jalan berliku yang harus dilalui membawa kami ke ujung yang sama dengan cara yang lebih baik.

Tanggal 27, appa balik ke Solo tanpa tes lanjutan karena hasil swab berlaku 14 hari, cmiiw. Hari hari bergantung pada video call datang lagi. Bye honey, hati hati.


Dari kami yang ditinggal pergi :)

You Might Also Like

0 komentar