Joining The Hype: LRT

September 12, 2023

Rabu pagi waktu appa siap siap mau berangkat kerja, beliau bilang “Minggu ke CFD yuk naik LRT”  tentu saja langsung saya sambut dengan gegap gempita.

Asik cuci mata.

Mumpung periode promo tarif flat Rp 5.000 suka suka kamu, saya langsung ngabarin adik supaya ikut, appa juga ngabarin travel mate karena dari rumah mereka stasiunnya tinggal jalan kaki.

Kami berangkat dari St. Jati Mulya, masuk ke area Grand Dhika karena kalau jalan dari depan gerbang agak lumayan jauh jadi langsung parkir di depan stasiun aja, tarif parkir perjam Rp 2.000 tapi kemarin itu parkirnya juga masih gratis, jadi lumayan.

Sampai atas disambut ramah petugas terus saya cari mesin cek saldo tapi gak ketemu, akhirnya antri di loket untuk cek saldo KMT. Iya bisa pakai KMT, kartu yang biasa dipakai untuk naik KRL. Kalau gak punya KMT, bisa beli di stasiun langsung, pakai kartu uang elektronik kayak flazz, e-money gitu juga bisa banget. Anak anak dengan tinggi badan di atas 90cm wajib punya kartu sendiri ya.

Setelah urusan tap in selesai, kami naik eskalator lagi untuk ke peron, di sana kereta udah standby jadi langsung naik dan duduk. Kondisi masih lenggang, mungkin karena stasiun ujung. Gak lama nunggu, keretanya jalan, rasanya mirip naik KRL aja cuma pemandangannya lebih oke karena posisi relnya di atas.
Di St. Cikunir 2 travel mate datang terus melewati banyak stasiun lagi untuk sampai di St. Dukuh Atas. Dari sini kami jalan sepanjang JPM ke St. Sudirman terus tap in dan tap out dengan biaya Rp 1 supaya bisa keluar.
Habis itu ke arah bundaran HI yang udah penuh manusia, seru sih walau kalau bawa anak anak harus extra perhatian karena jalur sepeda dan busway jadi satu dengan yang jogging.

Udah jalan lumayan jauh (menurut saya lumayan) kami putar balik di depan Sarinah untuk cari makan di Kebon Melati. Banyak macam dari cemilan, makan berat, minuman sampai barang barang pun ada.
Appa pesen ketoprak Rp 15.000 saya makan mie ayam Rp 15.000 Kai beli pop mie Rp 12.000 Nei beli dimsum Rp 18.000. Harga makanannya terjangkau, rasanya juga gak terlalu buruk.

Duduk duduk gak berasa hampir jam 10, karena CFD juga mau habis, kami jalan balik ke St. Sudirman untuk ke St. Dukuh Atas. Ternyata di St. Dukuh Atas udah penuh manusia, bubaran CFD juga kayaknya. Minusnya di stasiun ini, bilik toilet hanya 2, jadi antrian super panjang, khususnya di toilet wanita.
Nunggu kereta 10 menit sebelum akhirnya pulang dengan hati riang dan pegal pegal.

Kalau kata anak sekarang worth the pain lah ya.

You Might Also Like

0 komentar