Weekend lalu saya, appa dan Kai mudik ke Kuningan, tujuannya ke makam kakek dan nengok kerabat aja sih, hari minggunya baru ngajak Kai dan sepupunya wisata ke Cibulan.

Jaraknya gak terlalu jauh dari rumah appa, kira kira 30 menit. Tiket masuk 20.000 per orang pas weekend, tiket mobil 5.000. Tempatnya kayak kolam renang umum, ada 3 kolam air gunung yang dingin banget dengan ikan dewa di dalamnya dan satu kolam kaporit untuk anak. Tadinya saya pikir airnya akan amis karena banyak ikannya, ternyata gak tuh, ya berasa mandi di kali aja.

Tempatnya gak terlalu besar tapi pengunjungnya lumayan banyak, rata rata rombongan wisata dan ibu ibu paruh baya. Kurang pas buat piknik menurut saya, mungkin karena tata ruang yang semrawut ditambah segala hal harus dengan uang makin gak berkesan aja sih disana.

Tempat duduk terbatas apalagi kalau bawa rombongan, maka sewa tikar 20.000 lah jalan keluar. Pengen kasih makan ikan dengan satu ikan kecil? Rogoh kantong 5.000 saja. Ada tempat lesehan yang lebih adem, bisa pesen makan juga, bayar dulu 5.000 biar bisa masuk. Mau terapi ikan ala ala gitu bayar 5.000 lagi dong. Ada taman bermain di atas bukit, ada ayunan dan jungkat jungkit, bayar 5.000 kalau mau. Okelah semua masih make sense sampai saya baca tulisan

“Bilas air hangat 10.000”

((BILAS AIR HANGAT WTF))

Harga makanan gak kalah bersaing, Kai beli cho cho wafer harganya 10.000 padahal di minimarket 5.000. Udah pengen cabut aja sih. Pas mobil mau keluar juga harusnya nyodorin tiket aja dong, kan tadi udah bayar di depan? Oh tidak semudah itu, ada mamang parkir yang siap minta uang.

Keprok.

Saya cuma keluar uang untuk tiket masuk, sewa tikar dan cho cho tapi berasa bangkrut saking liat semua mua diduitin smh. Pengelolanya harus lebih baik sih, minimal tata letak antara yang duduk dan yang dagang diatur agak lebih enak dipandang.

Tips buat kalian yang mau mampir kesini tapi ogah rugi:

Sekian dan tidak berencana balik lagi.