Bertahan Tanpa Asisten Rumah Tangga

September 11, 2019

Saya gak akrab sama ART, gak ada pengalaman sama ART karena gak pernah punya ART. Di keluarga saya semua pekerjaan dibagi lima, mama, ayah, saya dan dua adik laki laki. Makanya waktu saya menikah dan punya anak, tinggal di rumah orang tua ya nyaman banget karena makan tinggal makan, cuci baju seminggu sekali, gak usah bersih-bersih karena itu bagian adik laki laki.

Dua bulan tinggal bertiga di rumah yang sudutnya keliatan, bikin sakit pinggang berkepanjangan. Ya gimana ya sekarang pekerjaan cuma bisa dibagi tiga, okelah, dua setengah karena Kai masih banyak salahnya kalau diminta HAHAHAHA HELP!

Minggu pertama pindahan kami selalu tidur setelah jam 12 karena memaksakan diri membersihkan semuanya dulu. Padahal besok kerja dan pagi sebelumnya juga kurang tidur karena kemarin bersih bersih juga.

Minggu kedua saya mulai pelajari tugas apa yang bisa ditunda dan apa yang harus dikerjakan segera.

Minggu ketiga mulai praktek jadwal harian.

Minggu keempat iyalah udah bisa harus apa.

SO, HOW TO SURVIVE WITHOUT HELPER?

#TEAMWORK#

Ini tergantung value keluarga sih, tapi di kami urusan rumah itu tanggung jawab bersama jadi appa gak keberatan untuk dibagi tugasnya dengan saya. Kai juga bertanggung jawab untuk beresin mainan dan bajunya sendiri, diminta buang sampah juga sesekali. So everyone has a role to make this work.

Gimana cara jelasin ke appa kalau beliau harus ikut bantu? I never explain. Beliau datang dengan perspektif yang sama dengan saya. Well maybe that’s why I married him.

#LOWER YOUR EXPECTATION#

Gak perlu rumah selalu rapi, ranjang bersih untuk tidur buat saya cukup. Kami cuma serius bersih bersih jumat malam atau sabtu pagi dan ya gapapa. Tenaga terbatas kan? Mending buat cuddling atau nonton film aja LOL.

Appa juga gak pernah nuntut saya untuk begini begitu. Saya juga santai aja ke beliau. Appa ngalungin handuk basah di handle pintu kamar, saya akan bawa ke belakang buat dijemur. Kalau saya gak mau ya saya biarin disitu. Cucian piring numpuk saya terlanjur capek banget gak ada tenaga, appa gak akan marah soal itu.

We didn’t tell others what to do karena biasanya itu awal dari ribut ribut. Maleslah kami mah, buang energi aja. Kalem adalah kunci.

#DO THE LIFE HACKS#

Saya set up alat makan sesuai jumlah orang di rumah biar cuci pake. Piring setengah lusin, sendok garpu juga sama, gelas malah cuma empat buah. Kalau ada tamu agak banyak baru buka gelas yang masih di kardus nyahaha.

Cuci baju dua kali dalam seminggu ketika pulang kerja, besok malamnya kering langsung angkat, lipat di keranjang terus pindahin ke lemari, gak ada tuh delay baju kusut berhari hari. Kalau saya gak sempat untuk lipat, bajunya gak akan saya angkat sekalian. Bisa gini karena cuci jemur di backyard pake atap.

Masak itu melelahkan karena harus nyiapin bahan, masak, cuci alat masak, cuci alat makan, lap kompor dan minyak berserakan. Saya masak hanya jika saya ingin. Biasanya sabtu minggu atau kalau ada bahan makanan dan bosen beli makan di luar. Saya belum coba belanja untuk stok bahan masakan sampai seminggu karena udah tau jarang masak, seringnya belanja untuk satu kali pakai aja, hemat banyak.

Punya sedikit barang di rumah itu memudahkan juga sih ketika bersih bersih. Gak kebayang kalau ada banyak barang kecil dan harus dilap setiap hari, hhh sorry, ini buat kalian aja yang tough aku mah enough.

So to sum up, know your limits. Kalau akan bikin kamu cranky dan capek ya sisain aja buat nanti. Jangan memaksakan diri.

You Might Also Like

0 komentar